Senin, 18 November 2019

Resensi Buku 'Tentang Kamu'

Judul buku   : Tentang kamu
Penulis         : Tere Liye
Penerbit       : Republika
Cerakan ke  : II - 2016
Tebal            : vi +524 hal.
Peresensi     : Mutiara Chinta


Novel non fiksi ini, bukan merupakan kisah romance, seperti yang digambarkan dalam judul buku ini. 
Sebuah kisah tentang garis kehidupan yang di dalamnya, akan ada banyak episode yang harus dilalui oleh masing-masing manusia.  Bagian yang harus dijalani, tidak bisa diputar ulang sekaligus tidak harus untuk dilupakan. 
Karena dari sebuah masa lalu, seseorang bisa belajar untuk menjadi sosok yang lebih baik.

Ada banyak hal yang mampu dipelajari ataupun diambil hikmah dari setiap episode. Baik susah maupun senang. 
Masih dengan menggunakan gaya bahasa dan kalimat yang sederhana, tidak membuat kening pembacanya berkerut. Penulis best seller ini mencoba memyampaikan banyak pesan dan amanat dalam sebuah perjalanan kehidupan, tanpa terlihat menggurui.
Semuanya mampu ditangkap dengan mudah oleh pembaca. Baik pembaca yang masih awam sekaligus. 
Hal inilah yang mungkin mampu membuat tulisan seorang Tere Liye selalu menempati deretan best seller. "Jika berkata jujur akan membuat empat orang jahat terbunuh mengenaskan, sedangkan berbohong akan membuatnya selamat, maka pilihan apa yang akan Anda ambil?" (Hal. 8)

Sebuah jawaban dari satu pertanyaan yang membuat Zaman Zulkarnaen bergabung dalam suatu firma yang merupakan sebuah manuskrip kuno dalam belantara hukum di London. Negara dimana dia menjadi salah satu  mahasiswa penerima beasiswa di Oxford University. 
Ada perasaan menggantung saat dia menerima tawaran magang di firma yang menangani tentang masalah Warisan dan hak waris di London. Thompson & co. Karena dia belum mengenal benar firma tersebut. Berkat anjuran Profesor pembimbing Tugas akhirnya, Zaman pun menerima tawaran tersebut.

Prestasi kerja bagus Zaman Zulkarnaen membuat Erick Morning merekomendasikannya  untuk menangani sebuah kasus hak waris dari seorang WNI, Sri Ningsih. Penghuni panti jompo tanpa sanak keluarga yang ternyata merupakan  seorang millioner, yang berasal dari Pulau Bungin, Sumbawa. Daerah  yang rumah-rumahnya bersinggungan atap, tiada tanah, maupun rumput.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar