Ultah #Kampus Fiksi Emas Ngilmu Bareng
di Den Nany
di Den Nany
Jangan pernah berhenti untuk mencoba atau bahkan
mencoba berhenti.
Semarang, 26 April 2015. Setelah berjibaku dengan beberapa
kendala, akhirnya saya bisa berangkat juga. Berbekal sekantong doa restu dari ibu, anak-anak,
juga lelaki yang mencintaiku. Hasil
merayu. #Cieeee. 05.00 WIB. Bersama dengan
munculnya semburat cahaya fajar, kotak bermesin ‘Cipaganti’ membawaku melaju ke
kota Gudeg. Horee… I’m coming Jogia :)
Alhamdulillah…Akhirnya, pukul 07.45 sampai juga di depo
Cipaganti Jl. Magelang KM 4. Rasa syukur untuk yang kesekian kali aku ucapkan
dalam hati. Miss Erna Jess adik plus sahabat
baik telah stand by menjemput dan
mengantar ke lokasi acara HUT Kampus Fiksi emas diadakan. Resto De Nany, Jln. Tamansiswa no 150F.
Saat melihat peserta undangan yang satu persatu hadir dan berkumpul dengan kelompok mereka, sempat muncul rasa minder. Alasan pertama, Mbak Arinda Shafa satu-satunya peserta yang saya kenal belum datang karena sedikit mengalami accident. Alasan selanjutnya adalah karena FU (Faktor Usia) dan TP (Tingkat Pendidikan). Bisa dibayangkan bagaimana seorang emak-emak seusia saya #40 th jeee… harus berbaur dengan generasi-generasi seusia anak mbarep saya, yang notabene anak-anak kuliahan. Sedangkan saya?
Sssstttttt …cuma ngantongi gelar SMA. :(
Husyahhh…pergi kau minder! Dengan penuh tekad dan semangat ‘45’ saya berusaha mengumpulkan Pe-De yang tercecer di sepanjang jalan masuk Resto De Nany. Membuang jauh si rasa sungkan dan minder. Saya menegapkan langkah menuju aula resto De Nany. Mencari bangku terdepan. Biar jelas, karena minus yang sejak usia dini setia menggantung mengikut di kornea mata.
Perjuangan selanjutnya adalah mengusir kantuk yang terus meracuni
konsentrasi saya, saat mengikuti acara
demi acara. Dan untuk menghindari agar virus ngantuk tidak menular ke
teman-teman pembaca, maka saya sudahi dulu coretan pembuka dari saya.
Materi ‘serba-serbi dunia penulisan dan penerbitan’ yang dibawakan oleh Pak Edi Mulyono sudah di rangkum oleh Mbak Arinda Shafa. Sekarang, saya ingin memaparkan session ke-2 dari rangkaian acara HUT #KFemas 2. Dengan pembawaan yang kocak dan lugas. Pak Joni Ariadinata seorang redaktur majalah sastra ‘Horizon’ menggelar ‘kiat-kiat menembus media massa’.
Terlalu sering seorang penulis pemula seperti saya mengeluhkan, apa sebab hasil karyanya selalu ditolak dan belum dimuat juga dalam sebuah media massa.
Nhaa.. di session kali ini, Mr. Joni Ariadinata memberikan
beberapa tips yang bisa dilakukan oleh
penulis agar mampu meraih hati sang editor. Diantaranya adalah :
1.
Dalam
menggoreskan pena seorang penulis harus memiliki kecerdasan. Tidak hanya
bermain-main dalam khayalan semata.
2.
Langkah awal
untuk menjadi penulis cerdas adalah harus tahu apa yang akan ditulis.
3.
Selanjutnya setelah
tahu apa yang akan ditulis, seorang penulis harus meluaskan wawasan dengan mencari
pengetahuan yang terkait dengan tema tulisannya. Adapun hasil pengumpulan
wawasan dan pengetahuan tersebut, dapat dijadikan sebagai acuan bahan untuk mengubah khayalan menjadi suatu
imajinasi. Untuk lebih memahami hal tersebut, kita harus tahu apa perbedaan antara
khayalan dan imajinasi.
Imajinasi itu merupakan pikiran yang kreatif dan bertanggung tawab. Sedangkan khayalan merupakan pikiran yang hanya dibayangkan tanpa mempertanggung jawabkannya pada logika. Di sinilah letak tanggung jawab seorang penulis untuk mampu mengubah khayalan yang ada dalam benaknya menjadi suatu imajinasi. Caranya dengan mengadakan riset lapangan, wawancara dengan pihak-pihak tertentu, dan membaca buku-buku yang dirasa memiliki keterkaitan dengan tema yang akan ditulis.
Imajinasi itu merupakan pikiran yang kreatif dan bertanggung tawab. Sedangkan khayalan merupakan pikiran yang hanya dibayangkan tanpa mempertanggung jawabkannya pada logika. Di sinilah letak tanggung jawab seorang penulis untuk mampu mengubah khayalan yang ada dalam benaknya menjadi suatu imajinasi. Caranya dengan mengadakan riset lapangan, wawancara dengan pihak-pihak tertentu, dan membaca buku-buku yang dirasa memiliki keterkaitan dengan tema yang akan ditulis.
4.
Untuk tips keempat,
penulis harus kreatif dan
imajinatif. Membuat karya baru, out of
the box, dan tidak berbau plagiatisme.
Itulah beberapa
tips yang diberikan oleh Pak Joni Ariadinata. Selain tips diatas masih ada beberapa
hal yang juga harus dicamkan dan dilakukan oleh seorang penulis untuk bisa bertahan
hidup di dunia literasi, diantaranya adalah ;
1.
Sikap istiqomah,
sabar, mau memperbaiki diri, selalu
berlatih menulis, menulis dan terus menulis.
2.
Konsekwensi.
Jangan berpindah dari satu tulisan atau naskah ke tulisan maupun naskah yang
lain, sebelum selesai. #Saya pun masih belajar untuk hal ini. :)
3.
Menulislah terus
dan teruslah menulis. #Tapi bukan berarti seharian full, melainkan di waktu
luang anda.
4.
Rajin membaca
apapun:
- Paksa untuk rutin membaca setiap harinya,
- Tertarik dengan segala macam informasi maupun ilmu pengetahuan,
- Penulis tidak mungkin berpisah dari yang namanya membaca.
- Paksa untuk rutin membaca setiap harinya,
- Tertarik dengan segala macam informasi maupun ilmu pengetahuan,
- Penulis tidak mungkin berpisah dari yang namanya membaca.
5.
Jangan hanya bertanding
di media sosial, Facebook, BBM, twitter. Melainkan juga harus bertanding di
media yang ada penjaganya alias ‘PJ’.
Nha….demikianlah
sekiranya ulasan materi yang saya peroleh pada session dari Pak Joni
Ariadinata. Bosan? Capek? Masih minatkah untuk melanjutkan session dari Pak Roudal
Tanjung Benoa? Semoga masih ya, teman… # Meretoriskan pertanyaan. :D
Tapi untuk ulasan materi session Pak Roudal belum bisa saya cantumkan
sekarang. #Kisah bersambung. Tunggu di session saya selanjutnya ya…
Sabar, saya belum berhasil menyelesaikan rangkumannya. :D
Sabar, saya belum berhasil menyelesaikan rangkumannya. :D
#Maaf…
***** TO BE CONTINUED *****