Selasa, 19 Mei 2015

Ultah #Kampus Fiksi Emas Ngilmu Bareng di Den Nany




Ultah #Kampus Fiksi Emas Ngilmu Bareng
di Den Nany


Jangan pernah berhenti untuk mencoba atau bahkan mencoba berhenti.

Semarang, 26 April 2015. Setelah berjibaku dengan beberapa kendala, akhirnya saya bisa berangkat juga.  Berbekal sekantong doa restu dari ibu, anak-anak, juga lelaki yang mencintaiku.  Hasil merayu. #Cieeee.  05.00 WIB. Bersama dengan munculnya semburat cahaya fajar, kotak bermesin ‘Cipaganti’ membawaku melaju ke kota Gudeg. Horee… I’m coming Jogia  :) 
 
Alhamdulillah…Akhirnya, pukul 07.45 sampai juga di depo Cipaganti Jl. Magelang KM 4. Rasa syukur untuk yang kesekian kali aku ucapkan dalam hati. Miss Erna Jess  adik plus sahabat baik telah stand by menjemput dan mengantar ke lokasi acara HUT Kampus Fiksi emas diadakan. Resto De Nany, Jln. Tamansiswa no 150F.

Saat melihat peserta undangan yang satu persatu hadir dan berkumpul dengan kelompok mereka, sempat muncul rasa minder. Alasan pertama, Mbak Arinda Shafa satu-satunya peserta yang saya kenal belum datang karena sedikit mengalami accident.  Alasan selanjutnya adalah karena FU (Faktor Usia) dan TP (Tingkat Pendidikan).  Bisa dibayangkan bagaimana seorang emak-emak  seusia saya #40 th jeee… harus berbaur dengan generasi-generasi  seusia  anak mbarep saya, yang notabene anak-anak kuliahan. Sedangkan saya? 
Sssstttttt …cuma ngantongi gelar SMA.
:(

Husyahhh…pergi kau minder! Dengan penuh tekad dan semangat ‘45’ saya berusaha mengumpulkan Pe-De yang tercecer di sepanjang jalan masuk Resto De Nany. Membuang jauh si rasa sungkan dan minder. Saya menegapkan langkah menuju aula resto De Nany. Mencari bangku terdepan. Biar jelas, karena minus yang sejak usia dini setia menggantung  mengikut di kornea mata.
Perjuangan selanjutnya adalah  mengusir kantuk yang terus meracuni konsentrasi saya, saat  mengikuti acara demi acara. Dan untuk menghindari agar virus ngantuk tidak menular ke teman-teman pembaca, maka saya sudahi dulu coretan pembuka dari saya.

Materi ‘serba-serbi dunia penulisan dan penerbitan’ yang dibawakan oleh Pak Edi Mulyono sudah di rangkum oleh Mbak Arinda Shafa. Sekarang, saya ingin memaparkan session ke-2 dari rangkaian acara HUT #KFemas 2. Dengan pembawaan yang kocak dan lugas. Pak Joni Ariadinata seorang redaktur majalah sastra  ‘Horizon’ menggelar ‘kiat-kiat menembus media massa’. 

Terlalu sering seorang penulis pemula seperti saya mengeluhkan, apa sebab hasil karyanya selalu ditolak dan belum dimuat juga dalam sebuah media massa.  
Nhaa.. di session kali ini, Mr. Joni Ariadinata memberikan  beberapa tips yang bisa dilakukan oleh penulis agar mampu meraih hati sang editor. Diantaranya adalah :
1.     Dalam menggoreskan pena seorang penulis harus memiliki kecerdasan. Tidak hanya bermain-main dalam khayalan semata.
2.     Langkah awal untuk menjadi penulis cerdas adalah harus tahu apa yang akan ditulis.
3.     Selanjutnya setelah tahu apa yang akan ditulis, seorang penulis harus meluaskan wawasan dengan mencari pengetahuan yang terkait dengan tema tulisannya. Adapun hasil pengumpulan wawasan dan pengetahuan tersebut, dapat dijadikan sebagai acuan  bahan untuk mengubah khayalan menjadi suatu imajinasi. Untuk lebih memahami hal tersebut, kita harus tahu apa perbedaan antara khayalan dan imajinasi.
Imajinasi itu merupakan pikiran yang kreatif dan bertanggung tawab.  Sedangkan khayalan merupakan pikiran yang hanya dibayangkan tanpa mempertanggung jawabkannya pada logika. Di sinilah letak tanggung jawab seorang penulis untuk mampu mengubah khayalan yang ada dalam benaknya menjadi suatu imajinasi. Caranya dengan mengadakan riset lapangan, wawancara dengan pihak-pihak tertentu, dan membaca buku-buku yang dirasa memiliki keterkaitan dengan tema yang akan ditulis.
4.     Untuk tips keempat,  penulis harus kreatif dan imajinatif.  Membuat karya baru, out of the box, dan    tidak berbau plagiatisme.

Itulah beberapa tips yang diberikan oleh Pak Joni Ariadinata. Selain tips diatas masih ada beberapa hal yang juga harus dicamkan dan dilakukan oleh seorang penulis untuk bisa bertahan hidup di dunia literasi, diantaranya adalah  ;
1.     Sikap istiqomah, sabar,  mau memperbaiki diri, selalu berlatih menulis, menulis dan terus menulis.
2.     Konsekwensi. Jangan berpindah dari satu tulisan atau naskah ke tulisan maupun naskah yang lain, sebelum selesai. #Saya pun masih belajar untuk hal ini. :) 
3.     Menulislah terus dan teruslah menulis. #Tapi bukan berarti seharian full, melainkan di waktu luang anda.
4.     Rajin membaca apapun:
-     Paksa untuk rutin membaca setiap harinya,
-     Tertarik dengan segala macam informasi maupun ilmu pengetahuan,
-     Penulis tidak mungkin berpisah dari yang namanya membaca.
5.     Jangan hanya bertanding di media sosial, Facebook, BBM, twitter. Melainkan juga harus bertanding di media yang ada penjaganya alias ‘PJ’.

Nha….demikianlah sekiranya ulasan materi yang saya peroleh pada session dari Pak Joni Ariadinata. Bosan? Capek? Masih minatkah untuk melanjutkan session dari Pak Roudal Tanjung Benoa? Semoga masih ya, teman… # Meretoriskan pertanyaan. :D
Tapi untuk ulasan materi session Pak Roudal belum bisa saya cantumkan sekarang. #Kisah bersambung. Tunggu di session saya selanjutnya ya…
Sabar, saya belum berhasil menyelesaikan rangkumannya. :D  
#Maaf… 


***** TO BE CONTINUED *****