Berbalut Luka Fatamorgana
By Widati
Haruskah mengeluh?
Kala letih tapak kaki
Melangkah menelusuri padang gersang yang membentang
Lewati oase yang menipu mata
Ciptakan berjuta harap dalam kehausan,
Fatamorgana.
Mimpi sekejap menyentuh
Berikan pedih kenyataan
Deretan basa yang telah basi
Nanar mata merasai cinta
Dalam hitungan kedipan
Memandang dan rasakan keindahan dunia
Namun,
Sedetik berlalu, lenyap menghilang
Terbungkam kata erat terkunci
Bahasa tak lagi mampu bicara
Sisakan pedih menyayat perih
Kala takdir torehkan kisah perpisahan di garis kehidupan
Hanya satu masih tertinggal
Nafasku, nafasnya
Jiwa juga darah yang terikat
Mengalir di satu degupan nafas
Mutiara jiwa
Kini terpaku pada lara
Memendam tangis di segurat tawa
Tarikan paksa pada selarik senyum ananda
Terbalut luka dan duka.
Jangli 14052020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar